Berita Terbaru

10 Tanda yang Menunjukkan Kamu Sudah Layak Untuk Traveling Sendirian


FarronNews - Travel Pergi traveling seorang sendiri membuat kamu punya space untuk melakukan hal apapun yang diinginkan, tanpa perlu merasa tak enak dengan teman lainnya. Mau tidur sampai siang di hotel, pergi ke tempat-tempat “aneh” tapi mengasyikkan bagi kamu, sampai menjajal berbagai hal yang selama ini tak sempat kamu sentuh, semua bebas kamu lakukan.

Tapi menjadi solo traveler bukan perihal mudah. Jika biasanya seluruh masalah di perjalanan bisa dibagi dengan teman lainnya, kini kamu hanya punya diri sendiri untuk diandalkan. Karena itu, sebelum benar-benar pergi solo backpacking ada baiknya kamu bertanya pada diri sendiri: apakah kamu sudah memiliki modal sebagai seorang pengembara mandiri?
Bgaimana caranya kamu bisa tahu apakah kamu benar-benar sudah siap traveling sendiri? Berikut Hipwee rangkumkan 10 tandanya Apakah kamu sudah memenuhinya?

1. Film yang Seru Atau Makanan Favoritmu Adalah Hiburan yang Tak Boleh Dilewatkan, Bahkan Kalau Kamu Harus Menikmatinya Sendirian.


Kamu: “Dev, nonton Pendekar Stick Billiard yuk…”
Devita: “Nggak ah, judul filmnya aneh gitu.”
Kamu: “Bagus kali filmnya. Produksinya niat, di Sumba. Yang main Reza Rahasia sama Nico Saturnus lagi!”
Devita: “Siapa tuh? Ogah ah!”
Kamu: “Dih, yaudah kalau nggak mau. Gue nonton sendirian aja.”
Citra bioskop sebagai tempat yang biasanya dikunjungi bersama orang lain — baik itu bersama pacar, sahabat, atau keluarga — tak membuat nyalimu kendur. Kamu cuek ketika harus mengantri tiket sendirian sementara orang lain pergi dengan teman-teman dekatnya. Saat harus duduk di sebelah orang-orang yang pacaran, kamu juga tetap santai saja. Kenapa? Karena menurutmu, film yang begitu bagus sayang sekali kalau dilewatkan karena kamu tak mau pergi sendiri.
Kamu juga tak masalah jika harus pergi makan ke warung favoritmu seorang diri. Tak ada pacar atau teman yang bisa menemani, nggak masalah, pergi saja sendiri. Daripada ngidam bakmi atau nasi goreng sampai kebawa mimpi?
Jika kamu tak pernah membiarkan status harus sendirian menghalangi hakmu untuk bersenang-senang, kamu sudah punya kualitas yang paling dibutuhkan seorang pengembara mandiri. Boleh jadi temanmu yang berencana pergi bersama ke Bali tiba-tiba batal karena ada urusan keluarga. Boleh jadi pacar tak bisa ikut karena orangtuanya tak membolehkan kalian pergi berdua. Namun ini tak akan membuatmu otomatis membatalkan perjalanan. Kenapa? Karena keindahan yang ditawarkan sebuah destinasi perjalanan terlalu sayang dilewatkan cuma karena kamu takut pergi sendirian!

2. Saat Menemui Suatu Masalah, Kamu Cukup Tenang Untuk Memikirkan Jalan Keluar,


Kamu sedang menempuh perjalanan dari Yogya ke Solo. Setelah 40 menit, kamu akhirnya menyadari bahwa kamu salah jalur. Seharusnya sudah sampai daerah Sukoharjo, kamu malah nyasar ke sebuah desa yang tak punya papan nama. Kamu pun sadar telah melenceng jauh dari jalur yang seharusnya.
Namun berada di kondisi ini tak membuatmu merasa panik dan takut. Kamu bisa cukup tenang untuk membaca ulang petunjuk jalan yang kamu pegang di tangan. Kamu pun cukup percaya diri untuk bertanya pada siapa saja yang kira-kira bisa dipercaya.
Kemampuan mengelola rasa takut dan panik membuatmu bisa mengambil langkah yang rasional untuk menyelesaikan masalah. Dengan kemampuan ini kamu bisa menyelesaikan masalah sendiri. Tak perlu bantuan orang lain, kamu sudah bisa memecahkan masalahmu dengan cara yang terbaik.

3. Menunggu Tak Selalu Membuatmu Bad Mood. Kamu Bisa Mendengarkan Musik, Bermain HP, atau Bahkan Memperhatikan Sekeliling.


Duduk di bandara menunggu jam keberangkatan seorang diri bisa menjadi hal yang dihindari orang. Rasa sepi dan ingin selalu mengobrol dengan orang lainlah yang membuat tak sedikit orang menghindari traveling sendirian. Namun sebagai seseorang yang telah siap dengan petualangan mandirinya hal ini tidak akan terjadi. Kamu bisa begitu khusyuk tenggelam dalam bacaanmu tanpa harus tergoda mencari teman bicara. Buku atau mungkin alunan musik di handphone menjadi ‘teman’ kencan yang membuatmu nyaman meskipun harus pergi sendirian.

4. Meskipun Nyaman Dalam Kesendirian, Kamu Juga Tak Ragu Menyapa Orang di Sebelahmu Duluan. Obrolan Ringan Pun Sering Terjadi di Antara Kalian.


Kamu adalah orang yang bisa menguasai segala suasana dengan cara yang baik. Ketika harus diam karena tak punya teman mengobrol, tubuhmu dengan mudahnya bisa beradaptasi menyibukkan diri melakukan berbagai kegiatan seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau bermain game di ponsel. Di sisi lain, kamu juga bisa bertindak luwes menegur orang yang duduk di sampingmu, melemparkan pertanyaan meskipun itu sekedar berbasa-basi. Mungkin tepat jika dibilang bahwa kamu bunglon yang bisa berubah-ubah untuk menyesuaikan diri. Hal inilah yang membuat bisa pergi ke mana saja tanpa perlu mengajak teman untuk berpetualang.

5. Intuisimu Tajam: Orang yang Baik dan Yang Berniat Buruk Bisa Kamu Bedakan


“Ditawari minuman di kereta? Hm… Haruskah kamu mengambilnya?”
Pergi sendirian tentu memberi konsekuensi bahwa kamu harus siap melindungi diri sendiri. Itu berarti syarat minimal yang harus dimiliki adalah kepekaan mendeteksi situasi. Kemampuan ini berguna untuk menghindari kondisi yang tak baik bisa terjadi. Jika kamu memiliki intuisi tinggi untuk menyeleksi orang mana yang sekiranya berniat buruk dan mana orang yang tulus baik, itu tandanya secara umum kamu telah siap untuk melancong sendirian.

6. Perjalanan Tak Selalu Soal Bersenang-Senang. Kamu Pun Harus Bisa Mengendalikan Rasa Tertekan dan Kejutan Sepanjang Jalan.


“Yah, sudah capek-capek naik ke atas, langitnya mendung. Pemandangan apa yang mau dilihat?”
“Kamera gue ketinggalan di kamaaarr, aghhhh!!!!!”
“Ini di mana ya? Kok angkotnya belok ke sini?”
Mereka yang besar di perjalanan pasti mengerti benar bahwa perjalanan tak selalu diisi dengan tawa. Terkadang rasa bingung, sedih, atau bahkan kesal datang membumbui perjalanan. Ditipu orang, kehilangan barang kesayangan, atau destinasi wisata yang nyatanya tak seindah yang dibayangkan adalah pengalaman-pengalaman yang mungkin ditemui. Menyadari hal tersebut kamu sudah mempersiapkan diri untuk segala resiko. Kemampuan mengendalikan rasa stres dan emosi menjadikanmu pribadi dewasa yang bisa siap menghadapi segala kejutan di perjalanan tanpa teman.

7. Kamu Berani Memimpin Diri Sendiri. Bagimu, Yang Baik Bagi Orang Lain Belum Tentu Baik Bagimu.


Di area pergaulanmu, kamu dikenal sebagai pribadi pemberani. Berani menegur jika melihat ada kesalahan, tak takut mengambil keputusan saat yang lain masih kebingungan.
Kamu adalah ‘pemimpin’ untuk dirimu sendiri, karena tak merasa berkewajiban untuk patuh pada keputusan orang lain. Bagimu, yang baik bagi orang lain belum tentu baik bagimu. Sebaliknya, yang menarik bagimu pun belum tentu diimpikan teman-teman dekatmu.

8. Sama Seperti Orang Lain, Kamu Memiliki Zona Nyaman. Namun Meninggalkannya Sesekali Juga Bisa Terasa Menyenangkan.


Berada di dekat keluarga yang dengan senang hati akan melindungi dirimu memang menyenangkan. Kamu juga punya banyak sahabat yang tak pernah enggan menemanimu menjalani hari-hari. Namun semua kenyamanan itu tak mampu menahanmu tinggal terus menerus. Kamu selalu haus mencari pengalaman baru yang memperkaya buku petualanganmu. Ya tidak semua orang mau dan mampu meninggalkan zona nyamannya sendiri. Tapi hal ini tak berlaku bagimu. Kamu mencintai kenyamanan itu, namun tak pernah menghamba karenanya.

9. Saat Banyak Orang Mengeluh Malas Packing, Membuat Rencana Perjalanan, Mencari Informasi, Serta Menyiapkan Barang yang Harus Dibawa Justru Membuatmu Merasa Excited


Jika sebagian orang merasa malas memikirkan detail perjalanan mereka dan memilih menyerahkannya pada agen perjalanan atau teman seperjalanan, hal itu tak berlaku bagimu. Kamu adalah orang yang selalu bersemangat menyiapkan segala keperluan dalam perjalanan. Mulai dari menentukan rute termurah, moda transportasi yang akan digunakan, akomodasi dan penginapan yang dibutuhkan, serta berbagai macam daftar kepentingan liburan. Kemampuan dan kemauanmu inilah yang lama-lama membuat kamu siap bergabung dengan pejalan mandiri lainnya.

10. Tak Hanya Berani Membuat Keputusan. Kamu Juga Siap Bertanggung Jawab Atas Risikonya.


Seorang solo traveler juga harus berani mempertanggungjawabkan segala keputusan. Bagimu risiko adalah bagian dari hidup yang harus dihadapi. Melakukan perjalanan seorang diri melatihmu untuk menjadi seorang pengambil keputusan. Namun tak hanya itu, kamu juga mampu menanggung risiko dari keputusan yang akhirnya kamu ambil.
Karena ingin tiba di kota tujuan pagi-pagi sekali, kamu siap menghabiskan malam di kereta. Karena ingin punya biaya perjalanan ke Karimunjawa, kamu siap puasa sunnah Senin-Kamis. Mengambil suatu keputusan seringkali adalah hal yang mudah. Jauh lebih sulit untuk mau mengemban segala risikonya. Salutnya, kamu cukup dewasa untuk mau melakukannya.
Jika kesepuluh tanda di atas sudah ada pada dirimu, maka kamu tak perlu ragu. Segera pak barang dan jelajahi Indonesia. Sendirian? Tak apa-apa!

Tidak ada komentar